Saya diberikan gelar sebagai dewa penolong oleh masyarakat di salah
satu Desa di Kalimantan Barat. Sesungguhnya tidak kukehendaki, saya disebut
dewa penolong. Karena memang saya bukan dewa. Saya hanyalah manusia hina yg
dipanggil menjadi utusan oleh kehendak Kristus, untuk memberitakan
"Euanggelion" "kabar baik" bagi semua orang. Sebutan dewa
penolong tidak pantas saya terima bahkan sebaik apapun saya, sekali lagi panggilan itu tidaklah pantas bagiku.
Saya sudah berulang kali mengatakan kepada masyarakat bahwa saya
seorang pendeta, bukan dewa. Tapi mereka tetap saja sebut saya dewa penolong.
Saya pun penasaran, sampai akhirnya saya lakukan pengecekan dan bertanya ke
beberapa masyrakat terkait panggilan dewa yang diucapkan kepada saya.
Setelah saya lakukan pegecekan kepada masyrakat, ternyata ada
peristiwa yang terjadi di desa itu yg tidak saya sadari dan ternyata melibatkan saya. Dibawah ini akan saya
ceritakan kejadiannya yang menyebabkan masyarakat sebut saya dewa penolong.
"Februari 2014 saya
berkunjung ke desa itu. saya berencana untuk membuka pelayanan anak di
sana. Saya mendatangi rumah kepala desa dengan maksud meminta ijin untuk
melakukan pelayanan kepada anak-anak. Setelah saya memasuki rumah kepala desa
itu, saya melihat orang-orang di rumah itu dan kopi di depan setiap tamu yg
ada. Karena saya sudah terlanjur masuk saya pun duduk seperti tamu lainnya dan
tidak lama kopi dihidangkan untuk saya. Kepada salah seorang tamu saya bertanya
"mengapa disini banyak orang pak" kataku, "pak Kades sakit"
ucapnya singkat, "ada dimana" kataku lagi, "di kamar" kata
bapa itu yg ternyata dia adalah abangnya pak Kades. Lalu saya pun dengan berani
meminta ingin melihat langsung kondisi pak kades itu, mereka mengijinkan, lalu
saya masuk ke kamar Pak Kades yg sedang terbaring lemah. Karena melihat
kondisinya yg sangat lemah sayapun meminta ijin untuk berdoa, saya akhirnya di
ijinkan walaupun mereka agama Katolik di KTPnya. Setelah saya berdoa, saya
berikan saran supaya mereka membawanya ke rumah sakit Kabupaten Ketapang yg
jaraknya 200 KM dari desa itu, Mereka bilang kami tidak tau mengurusnya di
rumah sakit. hal itu wajar karena keluarganya kurang bisa baca tulis, itulah
sebabnya mereka tidak percaya diri untuk membawanya. Selain karena masalah baca
tulis, mereka juga bilang tidak ada uang. Lalu saya berikan ide supaya diurus
BPJS di Kabupaten Ketapang, beberapa hari kemudian merekapun pergi mengurusnya
dan siap dipergunakan. Setelah BPJS selesai, satu lagi masalah belum selesai,
soal dana untuk carter mobil menuju Kabupaten Ketapang. Timbul ide saya untuk
meminta bantuan ke perusahaan perkebunan yg ada di wilayah desa itu. Selama dua
hari berturut-turut menghubungi pihak perusahaan, akhirnya perusahaan bersedia
mengantarkan Pak Kades itu ke Kabupaten Ketapang memakai mobil.
Ketika dibawa ke RS Patima Ketapang saya ikut, Selama dua hari saya mendampingi di rumah sakit. Menurut dokter dia terkena
penyakit teroit dan sakit lambung. Menurut dokter penyakit teroit (hilangnya
cairan kelenjar) sulit diobati apalagi disertai penyakit lambung atau Mah. Setelah lima hari dia dirawat akhirnya diperbolehkan pulang, Sejak saat itu, setelah pulang dari RS Patimah dia tidak pergi lagi dan memilih menjalani perawatan di rumah dengan ala kadarnya.
Dengan tetap berharap pada Yesus Kristus, dua kali seminggu saya
kunjungi dan saya doakan di rumahnya. Terkadang saya belikan obat-obat cina yg
saya pesan dari jakarta melalui jual beli online tapi hasilnya tidak ada yg
memuaskan, ia tetap saja terbaring lemah bahkan sulit untuk makan. Saya pun
akhirnya menyerah walau tidak saya katakan kepada mereka. Dalam sebulan saya
hanya mengunjunginya dua kali.
Lalu suatu ketika, saat saya pulang dari pelayanan, ketika itu sudah
jam 10 malam, di perjalanan ditengah hutan tiba-tiba datang hujan yg sangat
deras. Saya belum sempat memakai mantel hujanku, pikirku nanti saja saya pake
kalau sudah ketemu kampung. Selama sepuluh menit saya diguyur hujan deras
sambil mengendarai sepeda motorku, saya sampai di Kampung yaitu desa tempat Pak
kades itu tinggal. Saya langsung singgah di rumah pertama yg saya temukan dan
langsung berteduh di teras rumah itu. Tiba-tiba, saat saya sedang memakai
mantelku untuk melindungi tas agar tidak basah, keluar seorang laki-laki paruh
baya menanyaiku, "mau kemana mas" ucapnya, "mau pulang pak"
kataku dan langsung kutimpali lagi pertanyaan, "disini kok banyak sendal
dan sepatu" karena saya melihat banyak sendal dan sepatu di teras itu,
"mertuaku sakit keras" ucapnya sambil ia katakan. "nanti saja
mas jalannya kalau hujan sudah redah". Lalu saya minta ijin ke dia untuk
masuk dan mendoakan mertuanya itu. Setelah saya masuk, saya melihat yg sakit
itu sudah tua dan sudah sulit bernafas. Saya bertanya ke keluarganya disitu,
katanya sudah 2 minggu dia seperti itu. Lalu saya beritahukan kepada mereka
bahwa saya seorang pendeta, meskipun mereka agama katolik di KTPnya mereka
meminta saya untuk mendoakan orang tua itu. Sayapun bertanya, berdoa untuk
sembuh atau supaya ia pergi dengan tenang, kata keluarganya, supaya ia pergi
dengan tenang.
Lalu saya layani orang tua yg sakit itu dengan mengajaknya menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Jurus'lamat. Saya ajak dia mengikuti saya berdoa
walaupun dia tidak bisa berbicara dengan jelas tapi dia masih bisa mendengar
karena dia menjawab pertanyaan saya dengan memakai bahasa tubuh yaitu menundukkan
kepalanya kalau mengatakan iya. Setelah saya berdoa lalu saya pulang, sayapun
tidak tau lagi kabarnya apakah meninggal atau justru sehat.
Besok sorenya saya pergi ke pelayanan lagi, saya juga lewat dari
depan rumah orang tua yg sakit itu. Pas lewat, saya melihat banyak kendaraan
terparkir di rumah itu dan ada tanda yg menunjuk ada orang yg meninggal. Saya
tidak berhenti di rumah itu, lalu di barak perusahaan tempat saya melayani saya
bertemu dengan tetangganya yg bekerja di perusahaan itu. Lalu dia bercerita
bahwa orang tua itu meninggal jam 4 subuh setelah saya doakan pukul 22. 20
malamnya. Lalu iya juga menceritakan bahwa ternyata orang itu adalah
"dukun Hitam" (istilah yg menunjukkan dukun yg kerjaannya
mengguna-gunain atau dukun santet). Lalu keluarga itu perpesan ke orang yg
menceritakan kesaya itu, supaya mengucapkan terimakasih kepada saya dan minta
saya singgah di rumah itu lagi jika tidak ada halangan. Tapi waktu saya pulang,
saya tidak singgah karena kebiasaan orang kampung, saat ada yg meninggal mereka
minum sampai mabuk-mabukan.
Setelah beberapa minggu kemudian, salah seorang menantu pak Kades
itu menghentikan kendaraanku ketika melewati desa tempat tinggal dukun sakti
dan Pak Kades itu, ketika saya berhenti dia langsung menjabat tangan saya dan
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya. Lalu saya bertanya ada apa ini,
ternyata menurut cerita menantu pak Kades itu, orang tua yg baru meninggal
itulah yg menyantet Pak Kades itu. Menurut cerita dari menantu pak Kades itu,
pas orang tua itu yg katanya dukun sakti, meninggal, pak kades itupun langsung
sembuh, bahkan katanya, pak Kades itu menyumbangkan Peti Mahal yg terbuat dari
Kayu Ulin, kualitas kayu Ulin kalimantan mungkin sama kualitasnya dengan kayu
aras yg disebut di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Bahkan konon katanya, kayu
ini 3 ratus tahun tidak akan lapuk. Setelah saya mendengar cerita yg
disampaikan menantu Pak Kades itu, beberapa hari kemudian saya bertemu dengan
pak Kades di jalan dia sedang mengendarai sepeda motornya, saya langsung klakson
kami pun ngobrol berdua. Selama kami ngobrol, pak Kades itu menceritakan hal
sama yg diceritakan oleh menantunya itu, lalau sayapun ucapkan, semoga bapa
tetap sehat lalu saya pergi diapun pergi.
Cerita diatas adalah sebabnya saya disebut dewa penolong. Tapi
sekali lagi saya katakan, saya tidak mau disebut dengan gelar itu. Karena
bagiku, semua tindakanku berasal dari hikmat Kristus dan Pnyertaan-Nya. Setelah
saya jelaskan kepada masyarakat bahwa Sy hanyalah utusan yg menjalankan
"telematos" atau "kehendak" Kristus Yesus, mereka pun paham
dan sekarang tidak lagi menyebut saya dewa tapi pak pendeta.
Demikianlah kesaksian ini, kiranya para pembaca diteguhkan imannya
kembali untuk melayani Tuhan kapanpun dimanapun, supaya semakin banyak orang yg
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan jurus'lamat. Akhirny, Bagi-Nyalah
segala pujian, hormat kemuliaan, keagungan sampai selama-lamanya. Amin
Oleh: jackson Sharon Nababan, S.Th

Amin..GBu
BalasHapusamin. terpujilah Tuhan Yesus.
BalasHapus